Ki Dukun Kampong: Tradisi Adat Budya Nirok Harus Terjaga dan Lestari di Masyarakat Adat

    Ki Dukun Kampong: Tradisi Adat Budya Nirok Harus Terjaga dan Lestari di Masyarakat Adat

    BELITUNG TIMUR - Tradisi adat Nirok oleh masyarakat Desa Lilangan kecamatan Simpang Pesak Kabupaten Belitung Timur hingga saat ini masih di pelihara dan dilestarikan, kegiatan nirok adalah sebuah tradisi menangkap ikan dengan menggunakan tombak disaat musim kemarau, Minggu (22/10/2023).

    Suparman anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur mengapresiasi atas terselenggaranya acara tersebut karena ini adalah merupakan adat budaya yang harus dipertahankan dan dilestarikan.

    "Iya saya sangat apresiasi hari ini masyrakat kita melakukan kegiatan yang namanya Nirok, dimana tradisi ini sudah menjadi adat budaya turun temurun hingga saat ini masih terpelihara oleh masyarakat kita untuk menjadi kegiatan bersama" ujar Parman dilokasi kegiatan Nirok di aik Sambar Desa Lilangan.

    Parman mantan Kepala Desa Lilangan 2 (dua) periode ini juga mengatakan dan berharap budaya ini tetap lestari dan terpelihara hingga tradisi ini menjadi adat budaya turun temurun hingga ke anak cucu.

    " Yuk kita sama-sama menjaga kelestarian alam dan lingkungan sehingga masih bisa di nikmati anak cucu, karna ikan yang di ambil dengan cara di tirok tidak merusak turunan atau pun satwa lainnya" ujar Suparman kepada awak media.


    Bustami selaku ketua panitia kegiatan mengatakan kegiatan ini merupakan yang diselenggarakan oleh masyarakat resmi diketahui desa setempat.

    " Kami berikhtiar dan latar  belakang Dukun kampong  menyampaikan kepada Pak Dewan manggil sehingga tidak ada bendera (Parpol - red) di sini anggota dewan dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka peduli, untuk hadiah merekalah yang mengadakan sebagai sponsor, kami selaku masyarakat hal-hal dengan operasional kami mencari, untuk saat ini desa belum ada anggaran untuk itu harapan kami nanti bisa menggugah pemerintah Desa bahwa kemudian kesenangan masyarakat terhadap tradisi ini dijaga dalam kaitan dengan lingkungan hidup termasuk potensi yang ada dalam kontek pariwisata melibatkan Pokdarwis" ungkap Bustami.

    Bustami berharap ini menjadi sebuah kegiatan yang nantinya menjadi kegiatan dari pemerintah dan masyarakat sehingga kegiatan ini menjadi momentum yang bisa menjadikan objek wisata dan sumber ekonomi masyarakat dan pemerintah.

    " Kita berharap menjadi kegiatan yang tidak saja oleh masyarakat namun pemerintah ataupun pihak yang terkait sehingga ini bisa menjadi event pariwisata dan sumber ekonomi masyarakat dan tempat ini dijadikan tempat husus dan menjadi kawasan adat" harap Bustami.


    Dukun kampung Sahilin juga memberikan tanggapan kegiatan Nirok ini adalah sebuah Tradisi sejak dari pendahulu hingga sampai saat ini masih terpelihara dan lestari dimasyarakat adat Desa Lilangan.

    " Hari ini ramai-ramai seluruh masyarakat desa Lilangan dan sekitar meramaikan Nirok Lebong panjang dengan tentar kayu besi tajam diujong, dari dulu-dulu sudah ada ini (tradisi Nirok-red) pada musim kemarau dan tahun ini dapat ditirok, kalao duluk Nirok ini ramai ramai datang sekeluarge dengan mendirikan tenda terbuat dari bahan alam semua, kemudian mentanak nasi juga, 4 tahun terakhir ini belum ditirok aku sampaikan ke Dewan kite aku sebagai dukun kampung bukan nyuruh mengandalkan apa biaya tapi untuk nyampai ke masyarakat supaya masyarakat ini semua datang dan hari ini terlaksana untuk kita Nirok di lebong panjang" ujar Ki Dukun kampong.


     Ki Dukun mengatakan ini murni kegiatan masyarakat dan tidak ada kepentingan lainnya, kerana ini merupakan budaya yang sudah menjadi tradisi tahunan dimusim kemarau bersama masyarakat kegiatan Nirok mencari ikan bersama sama.

    " Ini bukan apa-apa tapi ini kepentingan kebersamaan masyarakat yang datang dari berbagai tempat aku selaku ketua adat soal dapat ndak dapat banyak atau tidak itu tergantung rezeki, lembung panjang ini nemenye aik sambar, Alhamdulillah nggak rusak memang dijaga keberadaannya, kita jaga adat ini, kite jage aik sambar ini adalah lambung adat, ditempat lain banyak rusak, banyak buaya nya makan orang, Alhamdulillah disini tidak ada kerena kite jage" ujar Ki Dukun. (Helmi M Fadhil).

    Helmi M. Fadhil

    Helmi M. Fadhil

    Artikel Sebelumnya

    Wamen Berpesan Kades Jangan Tabrak Aturan,...

    Artikel Berikutnya

    15 Tahun Honorer, Bayu Diangkat Jadi PPPK 

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?
    Dinas Pertanian dan Pangan Lakukan FGD Guna Jaring Masukan Aspirasi
    Logistik Pilkada Belitung Timur Dipastikan Siap Diseluruh TPS 
    Pemerintah Indonesia Berhasil Menaikkan Pajak dan Menurunkan Subsidi, Menteri Keuangan Terbaiknya di Mana?

    Ikuti Kami